27 Mei 2009

mari bicara tentang pembangunan

Oke, sekarang saya tidak sedang jalan-jalan. Akhir bulan harus ada penyesuaian. Tidak jalan-jalan, tapi tetap berjalan. Alias melakukan perjalanan. Dari kos ke kantor, kembali ke kos. Maklum, belum punya kendaraan, jadi tetap berjalan.

Ngomong-ngomong soal blogging, saya kemarin sempat puter-puter di dunia blog alias blogodwipa. Banyak yang menyatakan bahwa membangun sebuah blog, tidak bisa dilakukan dengan metode pembangunan Candi Sewu oleh Bandung Bondowoso. Hanya semalam, dengan bantuan jin, dan masih ngutang satu candi pula. Membangun blog ibarat membangun sebuah rumah. Harus dimulai dari pondasi, dari bawah, dst.

Nah, kali ini, saya tidak akan berkisah pembangunan sebuah blog, pembangunan Candi Sewu (minus satu), pembangunan jangka menengah lima tahun, atau pembangunan jangka panjang dua puluh lima tahun.
Biarlah pembangunan Candi Sewu kita serahkan pada Bandung Bondowoso saja. Pembangunan blog kita serahkan pada ahlinya, semacam Mas Hengky, Mas Haris, Mas Candra, Mas Habibie Reza, dan kawan-kawan. Sementara, pembangunan lima tahun mendatang, kita serahkan saja kepada presiden yang terpilih.

Oke, cukup basa basinya, lanjutkan!

Kali ini kita belajar membangun rumah berlantai dua saja.
Saya ambil sampel "rumah tetangga kos saya yang direncanakan berlantai dua".
Jadi, beberapa minggu terakhir, di sebelah kos saya,di rumah tetangga saya, terlihat banyak kesibukan. Nah, rumah tetangga saya ini, rencananya akan dibuat menjadi dua lantai. Siang, malam, tak kenal waktu, Pak Tukang merenovasi rumah, dan membuat penyangga di lantai satu.

Akhirnya, tiba saat-saat yang dinantikan. Di suatu siang yang cerah, saya dikagetkan dengan kedatangan tiga truk besar pengaduk semen, dan sebuah truk selang semen.
Saya pikir, sedang terjadi penyerbuan constructicon (anak buah Megatron dalam kartun Transformer).
Dan, siang itu terjadi kejadian penyemprotan semen di "calon lantai dua" rumah tetangga saya. Istilah orang Jawa "nge-dak".
Bukan masalah "nge-dak"-nya yang akan saya angkat di sini. Mengapa "hanya" untuk me"nge-dak" rumah "yang hanya" sebesar ini sampai dibutuhkan tiga truk pengaduk semen dan sebuah truk selang semen?
Bukankah ini sama dengan "membunuh nyamuk dengan basoka", pemborosan, atau show of power?
Tidak pernah saya lihat di Jawa, orang membangun rumah dengan mengerahkan truk-truk sebanyak itu. Begitu juga teman saya dari Medan, heran dengan metode pembangunan baru seperti ini.
Usut punya usut, ternyata, memang beginilah cara orang Makassar membangun rumah. Hmmm, "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya." Lain-lain budaya orang di negeri ini. Bersyukur saya dapat pengalaman baru.










Dan sepertinya, membangun rumah dengan cara seperti ini lebih cepat. Lebih cepat lebih baik,
bukan?

Ah, andai saja Bandung Bondowoso kenal dengan persewaan truk ini, tidak akan ada Roro Jonggrang jadi patung.

8 komentar:

bang FIKO mengatakan...

Memang melakukan pembangunan dengan sistem seperti itu akan membuat proses pembangunan lebih cepat dibandingkan dengan memakai molen kecil atau justru dikerjakan manual oleh para tukang. Tapi pasti biaya yang dikeluarkan juga lebih besar.
Bukan show of power sih, tapi menurut saya ini lebih ke mengefektifkan pekerjaan yang disesuaikan dengan budget yang dimiliki.
Salam kenal dan makasih sudah mengunjungi blogku.

Haris mengatakan...

Bung Dimaz, saya setuju sekali dengan tulisan anda. memang tidak mudah seperti yang dibayangkan. butuh kerja keras, bahkan bisa memakan lebih banyak waktu daripada kerjaan biasa.

kalau saya boleh mengatakan, ada satu kata inti dari sukses yang juga sama dengan dunia blogging adalah K-E-R-J-A. Alhamdulilah kalau ditambah 'keras'. berarti kerja keras.

Anda menyebut nama saya di tulisan ini, saya jadinya merasa tertantang untuk kerja lebih keras lagi. trims Bro.

T. Wahyudi mengatakan...

setuju mas dimas... yang penting enjoy aja dalam melakukan setiap proses...

Dimaz Okky Primandita mengatakan...

@ Bang FIKO :
Lebih cepat lebih baik, Bang. Moto orang Makassar sepertinya. Bukan monopoli Pak JK. :D

@ Mas Haris :
Wah, saya jadi lebih termotivasi kalau sudah ada Mas Haris di sini.
Makasih mas. :$

@ Mas Tri :
Betul sekali Mas Tri. Apapun akan terasa nikmat kalau kita bisa menikmati. ;;)

Anonim mengatakan...

lah, bangun blog ga nyampe semalem deh... pake hosting gratis, pk engine wordpress atw blogspot, daftar... klik klik, taraaa jd deh blognya...
tp isi blognya ya gmn pemilik 'rumah' mw diisi dikit aja, atw mw rajin diisi ;)

Candradot.com mengatakan...

weleh-weleh...
saya belum ahli mas...

Dimaz Okky Primandita mengatakan...

@ Mba' Asri :
Bangun blog emang ga nyampe semalem Mba'. Tapi bisa sampe bertahun-tahun.
Biar blognya terus berkembang harus terus dirumat, dirawat. :D

@ Mas Candra :
Ah, Mas Candra ini merendah. :$

muam_disini mengatakan...

wah-wah...membangun yah?...
kalo bangun blog saya gak pernah tau kapan selesainya ya...

kalo bangunan fisik kan tinggal diliat konstruksinya sudah selesai atau belum, trus kalo sudah jadi bisa ditempati n tinggal pemeliharaannya saja, kalau mau renovasi seperlunya...

nah kalo bangun blog gimana ya?

Posting Komentar